Niat Puasa Senin Kamis dan Puasa Ganti Serta Dalil Dan Pahalanya

Niat puasa senin kamis dan puasa ganti sangat penting untuk diketahui. Hal utama yang menentukan penilaian dalam amalan atau ibadah adalah niatnya terlebih dahulu.

Puasa senin kamis adalah salah satu sunnah karena Rasulullah SAW gemar sekali melakukannya. Bahkan, kebiasaan tersebut diceritakan oleh Aisyah R.A. sebagaimana berikut:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan puasa di hari senin dan kamis. (HR. Turmudzi 745 dan dishahihkan Al-Albani).

Niat Puasa Senin Kamis dan Puasa Ganti dan Dalilnya Dalam Alquran

niat puasa senin kamis dan puasa ganti

Mengapa seorang muslim harus memiliki niat puasa senin kamis dan puasa ganti? Selain meniru kebiasaan Rasulullah SAW, ada beberapa dalil dalam alquran yang menjelaskan tentang puasa ini.

Ini dijelaskan dalam al quran sebagai berikut:

1. Al Baqoroh

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Q.S. Al-Baqoroh: 183)

Maksudnya, seruan ini diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman bahwa puasa adalah hal wajib. Bahkan sudah diwajibkan sejak umat sebelum kita. Tujuan puasa sendiri itu adalah meraih ketakwaan.

2. Al Mujadalah

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan umat Islam untuk berpuasa. Puasa dilakukan jika kita menzihar istri dan hendak menarik kembali apa yang sudah diucapkan. Untuk menarik hal tersebut, maka Allah perintahkan memerdekakan budak.

Jika tidak menemukan budak, maka puasa menjadi gantinya yaitu selama dua bulan berturut-turut sebagaimana firman Allah berikut:

وَالَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْ نِسَائِهِمْ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُوا فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَتَمَاسَّا ۚ ذَٰلِكُمْ تُوعَظُونَ بِهِ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَتَمَاسَّا ۖ فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِينًا ۚ ذَٰلِكَ لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ۚ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ ۗ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Artinya: “Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (3). Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih (4). (Q.S Al-Mujadalah Ayat 3-4).

3. Al Maidah:89

Dalam Surat Al Maidah, Allah memerintahkan umat Islam agar berpuasa sebagai ganti karena telah membunuh binatang pada saat Ihram. Jika ia tidak mampu membayar dengan mengganti binatang ternak yang sama dengan buruan tersebut.

Sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ ۚ وَمَنْ قَتَلَهُ مِنْكُمْ مُتَعَمِّدًا فَجَزَاءٌ مِثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهِ ذَوَا عَدْلٍ مِنْكُمْ هَدْيًا بَالِغَ الْكَعْبَةِ أَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسَاكِينَ أَوْ عَدْلُ ذَٰلِكَ صِيَامًا لِيَذُوقَ وَبَالَ أَمْرِهِ ۗ عَفَا اللَّهُ عَمَّا سَلَفَ ۚ وَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللَّهُ مِنْهُ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka’bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.” (Q.S Al-Maidah: 95).

4. Al Maidah:95

Tak hanya itu, Allah juga memerintahkan berpuasa sebagai ganti karena tidak sengaja bersumpah dan malah melanggarnya. Hukuman awal adalah dengan memberi makan fakir miskin. Tetapi jika tidak sanggup dapat menebus kesalahan tersebut dengan berpuasa selama 3 hari.

Sebagaimana berikut:

ا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَٰكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُمُ الْأَيْمَانَ ۖ فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُونَ أَهْلِيكُمْ أَوْ كِسْوَتُهُمْ أَوْ تَحْرِيرُ رَقَبَةٍ ۖ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ ۚ ذَٰلِكَ كَفَّارَةُ أَيْمَانِكُمْ إِذَا حَلَفْتُمْ ۚ وَاحْفَظُوا أَيْمَانَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).” (Q.S Al-Maidah: 89)

Pada intinya, tidak ada ayat alquran tentang puasa senin kamis secara spesifik. Tetapi untuk lebih memudahkan muslim dalam menebus kesalahannya dengan berpuasa sebagai gantinya.

Masih banyak ayat-ayat dalam Alquran yang memberikan solusi dalam bentuk puasa. Ini dilakukan dalam kurun waktu tertentu jika telah melakukan kesalahan yang harus dibersihkan.

Niat Puasa Senin Kamis dan Puasa Ganti Serta Doanya

Niat puasa senin kamis dan puasa ganti adalah sebagai berikut:

1. Niat Puasa Senin dan Artinya

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ يَوْمَ اْلِإثْنَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالىَ.

Nawaitu shouma ghadin yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta’ala. Artinya: “Saya niat berpuasa besok hari Senin sunah karena Allah Ta’ala.”

2. Niat Puasa Hari Kamis dan Artinya

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ يَوْمَ اْلخَمِيْسِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالىَ.

Nawaitu shouma ghadin yaumal khomisi sunnatan lillahi ta’la. Artinya: “Saya niat berpuasa besok hari Kamis sunah karena Allah Ta’la.”

3. Niat Puasa Qodho/ Puasa Ganti dan Artinya

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghadin ‘an ada-i fardhi ramadhana lillahi ta’ala. Artinya: “Saya niat berpuasa besok untuk mengqada (mengganti) puasa wajib Ramadan karena Allah Ta’ala.”

Doa buka puasa senin kamis dan doa buka puasa ganti/puasa qodho’ adalah berikut:

اللهم لك صمت و بك أمنت و على رزقك أفطرت برحمتك يا ارحم الراحمين

Allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimin. Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mua, wahai Dzat yang Maha Penyayang”.

Baca Juga:

Kapan Waktu Sahur Puasa Senin Kamis

Waktu sahur puasa senin kamis yang tepat juga harus diperhatikan oleh seorang Muslim. Menurut Abu bakar Al-Kalabazi, sahur harus diakhirkan, yaitu tepatnya melakukan sahur di sepertiga terakhir di malam hari.

Beliau menyebutkan dalam kitabnya sebagaimana berikut:

وسئل النبي صلى الله عليه وسلم: أي الليل أسمع؟ قال: الثلث الأخير من الليل. وقد قال صلى الله عليه وسلم: من الفطرة تأخير السحور، أراد إن شاء الله أن يقع في الثلث الأخير من اليل ليكون فيه دعوة واستغفار فيجاب، وسؤال حاجة فتقضى

Artinya, “Nabi SAW pernah ditanya, ‘Malam apa yang paling didengar (do’a)?’  ‘Sepertiga terakhir malam,’ tegas Nabi SAW. Dalam hadits lain, Nabi SAW berkata, ‘Mengakhirkan sahur ialah bagian dari fitrah.’ Kemungkinan yang dimaksud mengakakhirkan sahur di sini ialah mengerjakannya di sepertiga terakhir malam. Karena pada waktu itu doa, ampunan, dan hajat dikabulkan Allah SWT.”

Sebagaimana diriwayatkan oleh HR Ibnu Majah bahwa Hudzaifah bersaksi, ia pernah makan sahur bersama Rasulullah SAW saat menjelang subuh. Kesaksian tersebut juga didukung oleh apa yang dikatakan Zaid bin Tsabit. Bahwa ia pernah sahur bersama Rasulullah SAW kemudian shalat berjamaah.

Ketika seseorang bertanya tentang lamanya jarak antara selesai sahur dan shalat. Zaid menjawab sama seperti membaca lima puluh ayat.

Jika belajar dari kebiasaan Rasulullah SAW, maka waktu sahur terbaik adalah sepertiga terakhir malam, yaitu ketika menjelang subuh. Jarak antara makan dan waktu subuh juga sebaiknya tidak terlalu dekat. Ini dilakukan menghindari makan yang tergesa-gesa dan memberikan kesempatan bagi diri sendiri untuk membersihkan gigi.

5 Pahala Puasa Senin Kamis Yang Utama

Apa saja pahala puasa senin kamis? Berikut ini informasi keutamaan dan pahala bagi orang-orang yang rutin melaksanakan puasa senin-kamis:

1. Mendapatkan Dua Kebahagiaan

Sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah SAW bahwa siapa yang berpuasa, maka ini adalah amalan khusus kepada Allah. Sehingga, mereka akan berjumpa dengan Tuhannya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”” (HR. Muslim no. 1151)

2. Diampuni Dosanya

Hari senin dan hari kamis adalah hari yang istimewa dalam Islam. Senin adalah hari lahir nabi Muhammad SAW.  Pada hari tersebut juga, Rasulullah pernah ditanya seorang sahabat tentang alasan beliau yang gemar berpuasa senin-kamis.

Beliau pun menjawab bahwa pada hari senin dan kamis, pintu surga terbuka, dan hari tersebut dimana amalan-amalan manusia akan disetor. Untuk itu, alangkah lebih baik jika beliau menyetorkan amal dengan kondisi berpuasa.

Sebagaimana hadits berikut:

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Amal-amal manusia diperiksa pada setip hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” [HR. At-Tirmidzi dan lainnya]

Rasulullah juga menyebutkan bahwa pada hari senin dan kamis, saat pintu-pintu surga dibuka. Maka siapapun yang tidak menyekutukan Allah (orang berpuasa khusus melakukan ibadah untuk Allah), maka ia akan diampuni dosanya.

Dalil yang menguatkan hal ini adalah hadits yang termaktub dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ : أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا.”

“Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. [1] Lalu dikatakan, ‘Tundalah [2] pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” [3]

3. Menjadi Perisai Untuk Dirinya Sendiri

Puasa adalah wajib, terutama puasa di bulan Ramadhan. Tetapi siapa sangka bahwa dibalik kewajiban puasa adalah adanya manfaat tersendiri bagi ketaqwaan seseorang.

Hal ini disampaikan sebagai Firman Allah dalam surat Al Baqarah:183 sebagaimana berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S Al-Baqarah: 183)

Maksudnya, sangat penting melakukan puasa dengan niat puasa senin kamis dan puasa ganti. Ini dapat menjadi perisai yang akan meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah. Puasa sebagai ibadah khusus juga menjadi bukti bagaimana kita benar-benar menjalankan perintah Allah.

Sebab didalam puasa, kita tidak hanya menahan diri dari lapar dan haus. Tetapi kita juga memerangi nafsu, syahwat, dan menjaga ketaatan terhadap Allah SWT.

4. Mendapatkan Pahala Tanpa Batas

Menurut Ibnu Rajab Al Hambali r.a., puasa adalah bagian dari kesabaran. Sehingga  siapa yang mampu menjalankan puasa dan barang siapa yang gemar melakukan ibadah tersebut, maka ia akan mendapatkan ganjaran bagi orang-orang yang sabar.

Apa janji Allah terhadap orang-orang yang sabar?. Allah berfirman mengenai hal tersebut dalam Quran Surat Az Zumar ayat 10, yang berbunyi:

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Qul yā ‘ibādillażīna āmanuttaqụ rabbakum, lillażīna aḥsanụ fī hāżihid-dun-yā ḥasanah, wa arḍullāhi wāsi’ah, innamā yuwaffaṣ-ṣābirụna ajrahum bigairi ḥisāb.

Artinya: Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Maksudnya, orang-orang yang sabar dalam menjalankan puasa dengan niat puasa senin kamis dan puasa ganti yang sungguh-sungguh, adalah orang-orang yang tetap taat kepada Allah. Tetap meninggalkan yang haram, dan tetap sabar menghadapi takdir yang menyusahkan.

Hal-hal ini dialami oleh orang-orang yang berpuasa, sehingga mereka patut mendapatkan pahala yang tidak dapat ditimbang dan tidak dapat ditakar. Sebab itulah pahala orang-orang yang berpuasa akan menjadi tanpa batas.

5. Pahala Yang Terus Mengalir Sekalipun Puasa Batal

Ada yang menarik dalam agama Islam, terutama janji Allah terhadap orang-orang yang beriman. Orang-orang yang beriman yang gemar melakukan ibadah puasa. Misalnya secara rutin, maka ketika ia sedang sakit atau udzur, atau juga bepergian sehingga puasanya harus batal.

Maka ia sudah mendapatkan pahala yang sama seperti ketika ia berpuasa. Ini berlaku untuk ibadah jenis lainnya yang sudah dilakukan secara rutin.

Juga disampaikan oleh Abu Musa al-Asy’ari r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Apabila seorang hamba sakit atau bepergian (safar), dicatat (amalannya) seperti apa yang dikerjakannya ketika dia bermukim dan sehat.’” (HR Bukhari 2996)

Dan dijelaskan oleh Al Hafidz al-‘Aini sebagaimana berikut:

هذا فيمن كان يعمل طاعة فمنع منها، وكانت نيته لولا المانع أن يدوم عليها

Hadits tersebut menceritakan tentang orang-orang yang terbiasa melakukan amal sebagai wujud ketaatan kepada Allah. Namun karena suatu hal, ia tidak bisa melakukannya (seperti udzur). Padahal niatnya ingin tetap melakukan rutinitas tersebut jika tidak ada halangan.

Demikian informasi tentang puasa, semoga dapat bermanfaat dan selamat menjalankan ibadah puasa!